Friday, November 23, 2007

Apakah Tuhan Menjanjikan Anda Pasangan?

Jennifer adalah seorang wanita lajang dalam komunitas gereja saya. Dia berusia 36 tahun dan sering mengeluh bahwa hidupnya semakin jatuh, sudah 6 tahun berlalu sejak putus dengan pacarnya, dan kehidupan cintanya tetap "kosong".

Jennifer meragukan apakah kapasitas hatinya masih ada untuk mencintai. Keletihan emosional inilah yang menyebabkan kebenciannya yang terpendam pada Tuhan semakin membusuk. Setelah 2 tahun menghadiri kebaktian secara rutin, tiba-tiba dia menghilang. Tiga bulan kemudian, saya bertemu dengannya di sebuah restoran, saya bertanya apakah dia telah berpindah gereja. Dia menjawab, "Tidak, aku tidak pergi ke gereja manapun. Aku tidak bisa menyembah Tuhan yang meninggalkan aku dalam kesepian." Jennifer menyimpulkan bahwa jika dia akan membiarkan Tuhan kembali dalam hidupnya, sebaiknya Dia membawakannya seorang suami, dan cepat.
Apakah Tuhan menjanjikan kita pasangan? Alkitab mengatakan "ya" dengan menggambarkan orang-orang Kristen sebagai mempelai Kristus. Pasangan sejati kita adalah Yesus. Namun banyak dari kita mengatakan, "Saya senang menikah secara rohani kepada Dia, namun saya tak bisa merasakanNya. Tidakkah lebih baik jika saya bisa menikmati cinta Tuhan dengan seseorang yang bisa disentuh?" Jadi kita berdoa kepada Tuhan untuk membawakan kita pasangan manusia.
Pencarian saya akan pasangan berubah menjadi lingkaran rasa frustasi setelah saya melalui beberapa pergumulan dalam hubungan saya dan seorang pacar yang mengabaikan saya selama 6 bulan hubunga kami. Saya mulai meragukan apakah Tuhan benar-benar peduli pada kehidupan percintaan saya. Setiap kali saya merasa kesal karena status lajang saya, saya akan duduk dan mengeluh pada Tuhan atas ketidak-adilan dalam kehidupan sosial saya. Saya pikir logis untuk mengharapkan seorang istri dari Dia yang mempunya kuasa yang tak terbatas. Kapanpun saya meminta Tuhan segera memberikan saya pasangan, bagaimanapun juga sepertinya Dia membisikkan pertanyaan ini dalam hati saya: "Rob, apakah kasih dari Yesus cukup bagimu? Apakah kamu telah mengalami pengampunanKu dengan utuh dan penerimaan tanpa syarat untuk memuaskan hatimu?" Saya menjawab, "Saya sangat bersyukur atas kasihMu Tuhan, tapi saya hanya menginginkan seorang istri." Saya yakin bahwa hati saya membutuhkan kasih sayang dari seseorang untuk membuat saya merasa utuh. Dalam hal ini, saya menilai kasih dari manusia lebih besar daripada kasihNya.

Satu hari, saya mulai melihat kembali seluruh hidup saya, termasuk beberapa hubungan saya yang tidak berhasil di masa lalu. Dalam setiap situasi, hubungan dimulai dengan romantisme namun berakhir begitu saja. Tidak peduli dengan siapapun, masalahnya seputar ini, entah saya yang terlalu menuntut atau dia yang tidak bisa menerima saya apa adanya. Tiba-tiba, sesuatu menyentak pikiran saya. Saya berpikir, "Kenapa saya begitu mengejar pernikahan padahal itu tidak bisa menyediakan cinta tanpa syarat yang diinginkan hati saya? Hanya Tuhan yang menawarkan segala yang saya butuhkan." Dengan perspektif baru ini, saya melepaskan tuntutan saya untuk segera menikah kepada Tuhan. Saya masih ingin menemukan pasangan suatu saat nanti, tapi saya tidak lagi menganggap pernikahan adalah sesuatu yang penting untuk membuat hidup saya utuh. Jika saya tetap melajang sampai sepanjang sisa hidup saya, itu tidak apa-apa, karena Tuhan berjanji untuk memenuhi hati saya.

Saat kita menuntut Tuhan untuk memberi kita pasangan, kita membatasi Dia untuk meningkatkan kehidupan sosial kita. Kemarahan dalam diri kita membangun tembok antara kita dengan Tuhan. Jika kita mau jujur dengan diri sendiri, kita akan menyadari bahwa tuntutan kita untuk pernikahan adalah sebuah penolakan terhadap cinta Tuhan karena kita menginginkan keinginan egois kita terpenuhi. Tuhan tidak akan pernah berhenti mencintai kita, namun kita mengabaikan Dia saat kita dengan putus asa mencari manusia lain untuk membuat kita bahagia dan merasa utuh. Lebih jauh lagi, apapun yang kita jadikan sebagai tempat bergantung untuk mendapatkan kebahagiaan akan mengendalikan kita dan mengemudikan hidup kita. Jika kita mempercayai bahwa kita membutuhkan pasangan manusia untuk menjadi puas dan bisa bersyukur, maka orang-lah (dan bukan Tuhan) yang akan mengarahkan kehidupan kita.

Tuhan memang memegang kendali atas semuanya, tapi Dia tidak ikut campur hanya untuk membuat hidup kita menjadi mudah. Dia tidak punya alasan untuk membuat seorang wanita muncul di hadapan dan jatuh cinta dengan saya. Namun Tuhan mau menggunakan kuasaNya untuk membuat saya menjadi makin dewasa, menjadi seseorang yang berinisiatif untuk memberikan cinta dan berkorban bagi orang lain. Saya mau mendapatkan cinta, sementara Tuhan sedang mengajar saya untuk memberikan cinta.

Sama halnya dengan saya, Tuhan sedang bekerja dalam hidup anda untuk bertemu dan mengasihi orang lain. Bagaimanapun juga, anda-lah yang memutuskan siapa yang anda terima dan siapa yang anda tolak. Saat anda berinteraksi dengan orang lain, anda bebas untuk menentukan arah dari hubungan anda. Anda dapat memilih untuk bersikap romantis, hanya menjadi teman, atau mengakhiri hubungan anda dan berpisah. Sementara itu, orang lain pun bisa memutuskan, dimana itu berarti orang lain juga dapat menentukan hasil akhirnya. Intinya, sebuah hubungan tidak akan berkembang kecuali kedua pihak memutuskan untuk mencintai satu sama lain. Dengan kata lain, jika anda atau orang lain membuat keputusan yang egois, hubungan anda mungkin akan menjadi hancur.

Keinginan untuk menikah adalah keinginan yang wajar, namun konsekuensi dari hidup dalam dunia yang sudah jatuh dapat mencegah orang untuk mencapai tujuan itu. Contohnya, anda bisa saja mendekati seseorang secara romantis, namun orang itu mungkin memilih untuk mengabaikan anda, sebuah kondisi atau penyakit mungkin menghalangi anda, atau mungkin orang itu memutuskan untuk meninggalkan anda. Dosa dari kemanusiawian kita dapat membuat halangan-halangan atas relationship yang bagus. Dan mengapa hidup itu terkadang begitu sulit? Mengapa Tuhan tidak menggunakan kekuatanNya untuk melindungi kita dari rasa sakit? Sebenarnya, Tuhan sedang bekerja, namun dengan cara yang berbeda dari yang kita sadari.

Tuhan menggunakan kuasaNya untuk mendorong orang agar saling mengasihi satu sama lain, namun Dia juga mengijinkan kita untuk membuat keputusan-keputusan egois yang bisa melukai kita sendiri. Tuhan mengijinkan keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan agar kita bisa mengalami kehendak bebas. Tanpa kehendak bebas, anda dan saya hanya menjadi robot yang mati. Tapi untungnya, Tuhan membatasi kekuasaanNya untuk membiarkan kita membuat keputusan sendiri dalam hidup. Kehendak bebas kita tidak akan melebihi kemahakuasaanNya, karena Mazmur 37:23 mengatakan, "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya." Tuhan begitu berkuasa sehingga Dia mengijinkan anda untuk memilih dan masih dapat ikut campur di dalamnya untuk mendatangkan kebaikan bagi kemuliaan namaNya. Mengapa kehendak bebas itu begitu penting? Tuhan ingin anda menikmati cinta sejati, dan cinta sejati tidak dapat ada tanpa sebuah pilihan atau keputusan. Jika anda dipaksa untuk mencintai Tuhan atau orang lain, maka cinta akan menghilang, dan anda akan berada di bawah manipulasi. Kehendak bebas adalah bahan dasar dari cinta yang sejati.

Saya menyadari kebenaran ini ketika saya tidak mendapatkan pasangan untuk pesta prom saya waktu masih SMA. Saya telah bertanya dan mengajak beberapa gadis, tapi semuanya menolak. Empat hari sebelum hari H, teman saya memberitahu bahwa ada seorang gadis bernama Tiffany yang juga membutuhkan pasangan untuk prom. Meskipun sebenarnya saya tidak tertarik pada gadis ini, namun akhirnya saya mengajaknya juga, karena dia pilihan terakhir. Selama pesta prom, kami sama-sama berusaha bersikap sopan, tapi makin lama makin jelas kalau kami memang tidak merasa tertarik satu sama lain. Kami tidak berbicara selama makan malam, kami tidak berdansa berdua, dan kami tidak tersenyum saat kami difoto. Kami hanya terdiam selagi duduk bersama, dan masing-masing memandang pada orang yang kami sukai. Lewat peristiwa itu, saya belajar bahwa cinta tidak akan ada kecuali kedua pihak dengan bebas memilih untuk bersama.

Maka dengan demikian, menemukan pasangan tidak akan terjadi dengan menuntut Tuhan melakukan keajaiban dengan membawa seseorang ke depan pintu rumah anda. Pernikahan bukanlah suatu proses yang sudah ditetapkan sebelumnya secara misterius. Tuhan mengijinkan kita untuk membuat keputusan, apakah ita akan mencintai atau meninggalkan. Tuhan membawa orang-orang melintasi jalan anda dan membuka kesempatan bagi anda untuk mencintai mereka, namun Dia membiarkan anda mengatur respon-respon anda terhadap hubungan-hubungan yang ada. Dengan demikian, sebuah pernikahan melibatkan kebebasan memilih untuk mencintai orang lain. Anda dapat meningkatkan kesempatan anda bagi romantisme dengan keluar dan memilih untuk memberikan kasih pada orang lain. Atau, anda dapat menjadi egois dan menghancurkan prospek hubungan anda. Kualitas dari kehidupan sosial anda tergantung dari pilihan-pilihan yang anda buat.

Apakah Tuhan menjanjikan anda pasangan? Ya, sebagai mempelai dari Yesus Kristus. Apakah Tuhan menjanjikan anda pasangan dunia? Tidak, karena menemukan pasangan adalah sebuah proses, dimana 2 orang memutuskan untuk mengorbankan diri mereka masing-masing untuk kebaikan pasangannya. Jadi, jangan biarkan keinginan untuk menikah mengontrol hidup anda, atau anda akan merasa frustasi karena anda tidak dapat mengendalikan masa depan atau kehendak bebas dari orang lain. Tuhan ingin agar pernikahan rohani anda menjadi dasar dan sumber utama anda bagi cinta dan penerimaan tanpa syarat. Hubungan manusiawi anda merupakan jalan untuk mengekspresikan kasihNya kepada orang lain. Tuhan mungkin saja tidak memberikan romantisme yang bergairah di bumi, tapi Dia menjanjikan kehidupan yang penuh gairah untuk dinikmati bersama denganNya.

Gunakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk melihat apakah keinginan anda untuk menikah telah menjadi sebuah tuntutan:

* Apakah saya berusaha menemukan pasangan yang dapat membuat saya merasa lebih baik dengan diri saya sendiri?
* Bisakah saya merasa utuh dan bersyukur kepada Tuhan dalam kondisi lajang saya?
* Apakah saya bersikap apatis atau sinis terhadap hubungan-hubungan dengan lawan jenis?
* Apakah saya takut terhadap kemungkinan untuk tidak akan pernah menikah?
* Apakah cinta dari Yesus Kristus cukup untuk saya?

Jika keinginan anda untuk menikah telah berubah menjadi satu tuntutan, renungkanlah ayat-ayat berikut ini: Filipi 4:6-13 dan 2 Korintus 12:9-10.

Read More......

Lima Bahasa Cinta

"Duh pusing deh, udah dikasih kado kok malah ngambek... Ya gue tau akhir-akhir ini gue emang lagi sibuk... tapi kenapa sih susah banget bikin dia ngerasa kalo gue bener-bener sayang sama dia?"



Pernah nggak mengalami "stuck" dalam menyatakan rasa sayang anda pada pasangan? Semua cara yang anda tahu sudah dicoba tapi tetap saja anda melihat pasangan anda sepertinya tidak bisa merasa yakin bahwa anda sayang padanya. Hmm... mungkin bahasa cinta pasangan berbeda dengan bahasa cinta anda. Nggak heran, kalau memang bahasanya berbeda, bagaimana bisa "nyambung"?

Gary Chapman menjabarkan dalam bukunya, bahwa ada 5 jenis bahasa kasih, yaitu:

Words of Affirmation (Perkataan Membangun)

Ada beberapa orang yang merasa disayang lewat perkataan. Kata-kata positif, dorongan semangat, dan pujian membuat mereka merasa dicintai. Lidah kita mempunyai kuasa untuk membangkitkan atau menjatuhkan seseorang. Kata-kata yang membangun bukan hanya digunakan saat seseorang sedang "down", cobalah untuk mengatakan hal-hal yang baik pada orang-orang di sekeliling anda.

Gifts (Pemberian Hadiah)

Dari dulu, gift atau kado selalu diberikan sebagai tanda sayang. Tapi ada orang-orang tertentu yang sangat senang dan merasa dicintai jika mereka menerima pemberian atau kado dari orang yang spesial dalam hidup mereka. Kado yang diberikan bukan untuk menutupi atau menghilangkan kesalahan anda, tapi harus tulus sebagai tanda kasih dan menunjukkan kalau anda ingat akan mereka dan ingin mereka memiliki kado tersebut karena anda mengasihi mereka.

Acts of Service (Tindakan Kasih)

Alkitab menceritakan bagaimana Tuhan Yesus melayani murid-muridNya dengan membasuh kaki mereka. Tuhan mengajarkan mereka untuk melayani dengan kasih, bukan karena paksaan. Jika pasangan atau beberapa orang dalam keluarga anda merasa dikasihi karena anda melayani mereka dengan misalnya membuatkan mereka minuman kesukaan mereka, mengambilkan piring dan peralatan makan saat mereka mau makan, dan lain-lain, itu menandakan bahwa inilah bahasa kasih mereka.

Quality Time (Waktu Berkualitas)

Makna dari "quality time" adalah kebersamaan atau togetherness. Di sini, anda diminta untuk memusatkan perhatian. Jika anda sedang berjalan berdua dengan pasangan anda, tapi anda malah sibuk berbicara dengan orang lain di telpon atau ber-sms-an ria, tidak heran jika pasangan anda marah. Fokuskan waktu dan perhatian anda hanya untuk dia. Orang-orang yang mempunyai bahasa kasih berupa quality time biasanya lebih mementingkan waktu kebersamaan yang tidak terbagi dibanding bahasa kasih yang lainnya untuk merasa dicintai.

Physical Touch (Sentuhan)

Sentuhan fisik bisa berupa pelukan, pegangan tangan, belaian di punggung, dan masih banyak lagi. Pelukan bisa membuat orang merasa disayang. Tapi hati-hati karena sentuhan fisik dapat menciptakan atau menghancurkan suatu hubungan. Kita juga harus tahu situasi dan kondisi saat kita mengkomunikasikan bahasa kasih yang satu ini.

Coba deh praktekkan kelima bahasa kasih di atas kepada orang-orang di sekitar anda seperti orang tua, teman, atau pasangan anda. Pelajari bahasa kasih mereka sehingga anda tidak akan bingung lagi bagaimana caranya untuk membuat mereka tahu bahwa anda mengasihi mereka.

Read More......

Dengarkan Kata Cinta

Cinta merupakan satu kata yang universal sehingga setiap orang akan mengerti arti kata tersebut saat mendengarnya. Tetapi masih banyak orang yang sulit dalam mengungkapkan dan mendengarkan kata cinta.



Untuk mengekspresikan rasa sayang ataupun cinta memang tidak semudah yang anda bayangkan. Karena cinta yang begitu universal, tidak hanya kepada kekasih tetapi juga pada keluarga, teman dan orang-orang terdekat anda. Seringkali orang mengalami kesulitan untuk mengungkapkannya, terutama jika pada bukan kekasih anda. Hal-hal yang semula ingin diungkapkan sebagai ekpresi cinta, terkadang keluar menjadi simbol atau kata-kata lain yang begitu implisitnya mengandung cinta, sehingga orang tersebut tidak menangkap ekpresi cinta anda dan merasa tidak dipedulikan atau malah tidak disukai. Kesalahpahaman seringkali terjadi karena masalah komunikasi yang terhambat.

Ada saatnya dimana anda ingin menyampaikan rasa kuatir pada sahabat yang sudah seperti saudara sendiri karena sudah saling kenal, tapi merasa enggan untuk mengungkapkannya secara terang-terangan. Karena kata-kata ‘I love you' yang akan sangat terdengar aneh di telinga sahabat dan anda pun malu untuk mengucapkannya, sehingga anda akan lebih memilih untuk mengatakan, "Hati-hati di jalan..." dengan maksud anda tidak ingin sahabat anda terluka karena memang anda sayang.

Saat anda sering dimarahi oleh orangtua anda karena anda sering pulang terlalu malam. Memang yang sampai ditelinga anda dan diproses hanyalah omelannya. Tetapi sebenarnya orangtua anda ingin menyampaikan bahwa dirinya sangat khawatir dan sangat menyayangi anda. Memang ungkapan rasa cinta orangtua anda terwujud dalam bentuk omelan yang terdengar sangat menyebalkan.

Sebenarnya cinta tidak hanya terbatas dengan serangkaian kalimat manis tetapi dalam perbuatan dan kata-kata yang terkadang kurang enak didengar. Cinta dapat diungkapkan dengan hadiah ulang tahun, pesan-pesan kecil, dengan senyuman, dengan air mata ataupun hanya pelukan kecil yang hangat. Seringkali orang menunjukkan cinta dengan memaafkan orang yang tidak mendengar cinta yang disampaikan.

Tidak ada salahnya anda mencoba mendengarkan cinta melalui kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain. Ungkapan eksplisit itu penting tapi bagaimana anda mengungkapkannya bisa jadi jauh lebih penting. Anda bisa lebih peka dengan mencari dan mendengar cinta yang ada di baliknya. Mendengarkan cinta bisa membuat sadar bahwa dunia ini adalah tempat yang begitu indah dengan orang-orang di sekeliling yang mencintai anda dengan tulus.

Read More......

Saturday, August 18, 2007

Jangan Kehilangan Kesempatan Terakhirmu!!

Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.



Sepuluh aturan menuju hidup yang lebih berbahagia:
1. Berbagi;
2. Melakukan kebaikan;
3. Selalu mengucap syukur;
4. Bekerja penuh semangat;
5. Mengunjungi orang tua dan belajar dari pengalaman mereka;
6. Memandang lekat-lekat wajah seorang bayi dan mengaguminya;
7. Sering tertawa adalah minyak pelumas hidup;
8. Berdoa untuk mengetahui jalan Tuhan;
9. Membuat rencana seperti Anda akan hidup selamanya dan itu pasti;
10. Hidup seakan-akan hari ini adalah hari terakhir hidup Anda di muka bumi.

Kutipan dari buku Renungan Harian (Our Daily Bread) edisi Januari 2007 itu sangat menyentuh hati. Ada satu pelajaran teramat penting yang bisa kita dapatkan dari sepuluh aturan tersebut, terutama nomor 10, yakni tentang hidup seolah-olah hari ini adalah hari terakhir hidup Anda.

Ada satu kisah tentang seorang wanita karier yang kabarnya hingga kini masih stress berat karena ia selalu menolak permintaan anaknya untuk dimandikan olehnya.

Ceritanya, selama beberapa waktu, setiap pagi sebelum ia berangkat ke kantor, anaknya yang masih kecil itu selalu meminta untuk dimandikan. Setiap kali permintaan itu dilontarkan, selalu terdengar jawaban yang sama, "Mama sibuk. Mama harus kerja keras mencari uang supaya kamu bisa dapat makanan, rumah, mainan, sekolah dan segalanya yang terbaik. Mama kan sudah sewa dua pembantu khusus untuk mengurus kamu. Jadi, kenapa harus mama yang mandiin kamu?"

Meski ‘lagu' yang didendangkan ibunya selalu sama, sang anak tetap meminta untuk dimandikan. Hal ini terjadi selama berminggu-minggu dan ibunya tetap tidak mau memandikannya. Suatu hari anak ini kena demam berdarah dan beberapa waktu kemudian meninggal. Kali ini, dengan berlinang air mata, sang ibu memandikan bukan lagi anaknya melainkan jenazahnya. Oh, betapa menyedihkan! Benar kata orang bijak. Terkadang hal-hal kecillah yang kerap membuat penyesalan terbesar di hati kita.

Tidak ada yang pernah tahu kapan kita akan dipanggil. Tidak ada juga yang tahu kapan orang-orang yang kita kasihi akan dipanggil.

Dari kisah sederhana tersebut, kita belajar satu hal penting bahwa benar tips untuk menjadi lebih berbahagia adalah dengan menganggap hari ini adalah hari terakhir hidup kita di dunia ini. Namun di sisi lain juga benar jika hari ini bisa kita anggap sebagai kesempatan terakhir untuk menunjukkan kasih kita kepada orang-orang yang dekat di hati kita.

Seorang bijak pernah berkata, "Salah satu cara terbaik menunjukkan kasih kita kepada mereka yang telah tiada adalah dengan mengasihi orang-orang yang masih hidup, khususnya orang-orang yang dekat di hati kita." Sebuah nasihat yang amat berharga!

Jadi selagi masih ada kesempatan, lakukanlah yang terbaik dan jadilah diri kita yang terbaik karena kita tidak pernah tahu kapan hari itu akan tiba.

Kasihilah orang-orang yang paling dekat di hati kita seolah-olah hari ini adalah hari terakhir, entah bagi kita atau bagi mereka. Toh, tidak ada salahnya menganggap ini adalah hari terakhir jika kita bisa memperoleh banyak manfaat positif darinya. Bagaimana menurut Anda?

Read More......

Thursday, August 16, 2007

Waktunya Bicara Jodoh !

Jika kamu single dan sedang berusaha mencari jodoh, pasti akan ada satu atau dua waktu di mana kamu dihadapkan dengan waktu untuk keluar makan atau ngobrol panjang dengan ‘target'-mu.

Dan supaya si target tidak lari kemana-kemana setelah menghabiskan waktu denganmu, kamu harus tahu peraturan untuk bercakap-cakap dengannya:



1. Hindari percakapan yang menginterogasi

Perbincangan adalah suatu hal dasar yang sangat natural. Jika lawan bicaramu tertarik untuk membuka diri, maka ia akan menceritakannya dengan natural pula, tanpa perlu interogasi dari kamu. Tipe perbincangan interogasi juga bisa membuat lawan bicaramu takut dan tertutup.



2. Jangan takut memimpin pembicaraan

Peraturan ini hanya berlaku jika perbincangan di antara kalian berdua menjadi sangat membosankan dari waktu ke waktu. Contohnya jika kamu membicarakan pekerjaanmu yang sangat monoton. Kamu bisa langsung mengajak ‘target'-mu untuk mengubah topik (asal jangan memotong pembicaraan!).



3. Buatlah kontak mata

Pastikan kamu menatap lawan bicaramu dengan sopan ketika sedang berbicara. Selain menunjukkan rasa percaya diri, ini menunjukkan ketertarikanmu terhadap percakapannya dan tentu saja ketertarikanmu pada si pemilik mata.



4. Terhadap orang lain

Walaupun ketika sedang berdua orang lain serasa tidak ada, tapi kamu akan melakukan kesalahan besar jika kamu terhanyut di dalamnya. Justru inilah saatnya kamu menunjukkan ke ‘target'-mu tentang kepribadian kamu. Contohnya jika kamu di restoran, bicaralah dengan ramah kepada pelayannya. Jika kamu naik taksi, bicaralah juga dengan ramah pada supirnya. Jika kamu memperlakukan siapapun dengan baik dan penuh rasa hormat, ‘target'-mu pasti akan memperhatikannya diam-diam dan memberikan nilai plus.



5. Percakapan santai

Dalam percakapan santai, kamu bisa melakukan dua hal. Satu, benar-benar menikmati percakapan dengannya dan yang kedua, kamu bisa menilai responnya terhadap perbincangan santai kalian. Kadang dari perbincangan yang santai, kepribadian seseorang justru bisa dinilai. Contohnya, bicarakan tentang makanan kesukaan atau hobi.



6. Jangan kuatir dengan diam

Kata orang, salah satu tanda kamu bisa merasakan nyaman dengan seseorang, yaitu jika kamu bisa berbagi diam dengannya dan tidak merasa bahwa kamu sudah kebanyakan bicara. Jadi jika pembicaraan kamu berakhir dengan waktu diam sesaat, jangan panik! Nikmati saja. Untuk memulainya kembali, biarkan ‘target'-mu yang memulainya.



7. Jangan coba untuk mengesankan

Jangan bicara tentang hal-hal yang membuat kamu terkesan sombong dan berusaha untuk mengesankan lawan bicaramu. Jika kamu pria, perbincangan seperti ini akan semakin mengganggu di mata ‘target'-mu. Karena itu, jadilah rendah hati. Jika ‘target'-mu harus tahu bahwa kamu pintar, biarkan ia yang menilai dan mengetahui dengan sendirinya, bukan dari promosi mulutmu. Kerendahan hati yang terpancar lewat kalimat-kalimatmu nilainya sangat tinggi.



8. Hindari pertanyaan fatal

Dalam percakapan dengan ‘target', hindari pertanyaan fatal seperti "Apakah saya tipemu?" atau "Apakah kamu suka dengan sifat saya?". Pertanyaan seperti itu menjurus ke terburu-buru dan sedikit memaksa. Lebih baik alon-alon asal kelakon.


Read More......

Tuesday, August 14, 2007

BERPERANGLAH...

APAKAH anda berpikir bahwa di dalam hidup ada banyak hal yang harus kita perjuangkan. Hidup di Dunia merupakan hidup yang penuh dengan tantangan. Ketika anda berjalan anda bisa saja diperhadapkan DENGAN banyak hal yang anda tidak pernah ANDA bayangkan sebelumnya,

bahkan ADA HAL yang bisa MEMbuat semangat anda menjadi lemah. Mulai lagi anda BERjalan menghadapi hidup, ada beberapa case yang bisa buat hidup anda serasa tidak sepErti hidup yang anda hadapi hanya masalAh saja, bahkan mematahkan semangat anda. Namun ingat teman... hidup adalah perjuangan semua yang anda hadapi di atas itu, hanya masalah biasa YANG Bisa membuat anda LUAR BIASA.JAdi mulailah melatih mental anda untuk menganggap segala masalah merupakan tantangan yang bisa membawa andA ke arah yang luar biasA. Jadilah pemenang untuk setiap hal, karena memang kita dIcipTAkan untuk menjadi Pemenang. so mari bangkitlah mengahadapi Permasalahan dan jadilah Pemenang.

Read More......

Kebodohan Dalam Cinta

Bila kita membaca kolom "tanya jawab" di majalah atau surat kabar, mengetahui permasalahan orang-orang dan pertimbangan serta saran yang diberikan.

Saya rasa sebagian besar dari kita menyukainya, saat kita melihat masalah seseorang dari luar dan berkomentar, "Ya ampun, jawabannya kan sudah jelas..." Kolom "tanya jawab" yang sering menarik perhatian saya adalah yang membahas tentang cinta.

"Saya sedang jatuh cinta dengan seorang pria yang sudah beristri, dan selama tiga tahun terakhir ini dia terus mengatakan bahwa dia akan menceraikan istrinya. Sementara kami masih terus bersama. Apakah saya sudah membuang-buang waktu dengannya?"

"Pacar saya selalu mengancam akan putus dengan saya setiap kali kami bertengkar. Apa yang salah dengan saya sehinga saya tidak bisa membuatnya bertahan dalam hubungan ini?"

"Pria ini sempurna. Dia baik, penyayang, dan cerdas. Hanya ada satu hal yang mengganggu, dia berusia 34 tahun, belum bekerja, dan masih tergantung secara finansial dengan orang tuanya. Tapi saya mencintainya!"

Kamu bisa tertawa, tapi saya serius. Orang-orang kebanyakan menuliskan masalah mereka dengan skenario seperti itu. Sepertinya cinta menimbulkan kekacauan dalam otak manusia yang menyebabkan pikiran tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sejak kapan kita menjadi bodoh dalam hal percintaan? Ada apa dengan cinta yang membuat kita melempar akal sehat kita keluar jendela?

Saya tidak bermaksud menghakimi orang lain, karena saya sendiri pun pernah mengalami semua kebodohan itu. Saya pernah menjalin hubungan dengan pria "baik-baik saja" yang tidak perduli akan masa depan, pria "berikan aku kesempatan sekali lagi", seorang musisi yang moody, pria posesif yang selalu menguntit saya kemana pun saya pergi, dan juga pria yang sudah berpisah (namun belum bercerai) dengan istrinya. Saya juga pernah mengejar beberapa pria yang sama sekali tidak tertarik pada saya. Saya bahkan pernah memohon-mohon lebih dari sekali untuk mencegah agar pacar saya tidak memutuskan hubungan dengan saya. Semua itu sangat memalukan, dan atas nama cinta, saya telah melakukannya.

Dan setelah semua kegilaan dalam area percintaan itu, saya masih tidak mengerti, mengapa saya atau mungkin banyak dari antara kita, masih ingin kembali mengalaminya lagi dan lagi. Apakah itu karena rasa takut diabaikan? Rasa takut untuk hidup sendiri? Ataukah kita kecanduan pada perasaan yang kita alami saat kita jatuh cinta? Saya pernah mengalami semuanya itu, dan saya rasa kita semua pernah. Tidak ada seorangpun yang mau sendirian. Bahkan orang yang suka menyendiripun menginginkan suatu hubungan cinta, namun mereka terlalu takut bahwa hal itu akan menghancurkan mereka. Dan mereka benar, itu akan menghancurkan mereka. Itulah sebabnya mengapa kita tetap menghubungi mantan-mantan pacar dan terus mengingat-ingat kenangan-kenangan hubungan kita di masa lalu yang seharusnya sudah berakhir. Kita dirancang untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan saat seseorang masuk ke dalam hidup kita untuk pertama kalinya, hidup kita tidak pernah sama lagi. Kita tidak suka sendirian dan akan terus menginginkan serta mencari cinta.

Saya tidak membenarkan perilaku ini dengan maksud apapun. Jika kamu mengejar seorang pria yang mempunyai 8 orang anak dari 6 orang ibu yang berbeda, maka jelas-jelas kamu mempunyai masalah yang lebih besar daripada sekedar merasa kesepian. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa dorongan untuk menjalin hubungan cinta yang kamu rasakan adalah hal yang normal. Lalu apa yang seharusnya kamu lakukan untuk mencegah hama cinta yang bisa membuatmu kehilangan akal sehat? Tidak perduli apapun status hubunganmu saat ini, kunci kehidupan adalah keseimbangan.

Maksudnya, nikmati saja perasaan cinta itu, tapi kakimu harus tetap menjejak pada kenyataan. Kebanyakan hubungan yang buruk datang dengan tanda peringatan yang nyata (contohnya, dia menolak untuk membicarakan tentang orangtuanya, atau dia tidak mempunyai rencana jangka panjang ke depan). Jika kamu tidak membiarkan awan romantisme mengaburkan pertimbanganmu, tentu kamu dapat melihat tanda bahaya ini sejak awal.

Berpasangan atau single, persahabatan yang baik akan menjagamu tetap bisa berpikir jernih. Saling setialah satu sama lain untuk saling menjaga dan mendukung. Teman-temanmu juga tentu memiliki pandangan yang lebih nyata terhadap hubungan cintamu karena mereka tidak dipengaruhi oleh emosi dan perasaan seperti yang kamu tengah alami. Mereka akan menolongmu menjaga segala sesuatunya tetap dalam perspektif yang benar dan jika dibutuhkan, mereka akan memberitahumu saat kamu bisa melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Kita memang tidak dapat mencegah diri kita dari perasaan jatuh cinta, yang membuat kita melakukan hal-hal yang "aneh". Tapi bagaimanapun juga, kita bisa selalu bersyukur bahwa Tuhan memimpin kita melalui jalan simpang siur percintaan yang kadang berkabut, sampai kita tiba di ujung satunya.

Read More......