Saturday, August 18, 2007

Jangan Kehilangan Kesempatan Terakhirmu!!

Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.



Sepuluh aturan menuju hidup yang lebih berbahagia:
1. Berbagi;
2. Melakukan kebaikan;
3. Selalu mengucap syukur;
4. Bekerja penuh semangat;
5. Mengunjungi orang tua dan belajar dari pengalaman mereka;
6. Memandang lekat-lekat wajah seorang bayi dan mengaguminya;
7. Sering tertawa adalah minyak pelumas hidup;
8. Berdoa untuk mengetahui jalan Tuhan;
9. Membuat rencana seperti Anda akan hidup selamanya dan itu pasti;
10. Hidup seakan-akan hari ini adalah hari terakhir hidup Anda di muka bumi.

Kutipan dari buku Renungan Harian (Our Daily Bread) edisi Januari 2007 itu sangat menyentuh hati. Ada satu pelajaran teramat penting yang bisa kita dapatkan dari sepuluh aturan tersebut, terutama nomor 10, yakni tentang hidup seolah-olah hari ini adalah hari terakhir hidup Anda.

Ada satu kisah tentang seorang wanita karier yang kabarnya hingga kini masih stress berat karena ia selalu menolak permintaan anaknya untuk dimandikan olehnya.

Ceritanya, selama beberapa waktu, setiap pagi sebelum ia berangkat ke kantor, anaknya yang masih kecil itu selalu meminta untuk dimandikan. Setiap kali permintaan itu dilontarkan, selalu terdengar jawaban yang sama, "Mama sibuk. Mama harus kerja keras mencari uang supaya kamu bisa dapat makanan, rumah, mainan, sekolah dan segalanya yang terbaik. Mama kan sudah sewa dua pembantu khusus untuk mengurus kamu. Jadi, kenapa harus mama yang mandiin kamu?"

Meski ‘lagu' yang didendangkan ibunya selalu sama, sang anak tetap meminta untuk dimandikan. Hal ini terjadi selama berminggu-minggu dan ibunya tetap tidak mau memandikannya. Suatu hari anak ini kena demam berdarah dan beberapa waktu kemudian meninggal. Kali ini, dengan berlinang air mata, sang ibu memandikan bukan lagi anaknya melainkan jenazahnya. Oh, betapa menyedihkan! Benar kata orang bijak. Terkadang hal-hal kecillah yang kerap membuat penyesalan terbesar di hati kita.

Tidak ada yang pernah tahu kapan kita akan dipanggil. Tidak ada juga yang tahu kapan orang-orang yang kita kasihi akan dipanggil.

Dari kisah sederhana tersebut, kita belajar satu hal penting bahwa benar tips untuk menjadi lebih berbahagia adalah dengan menganggap hari ini adalah hari terakhir hidup kita di dunia ini. Namun di sisi lain juga benar jika hari ini bisa kita anggap sebagai kesempatan terakhir untuk menunjukkan kasih kita kepada orang-orang yang dekat di hati kita.

Seorang bijak pernah berkata, "Salah satu cara terbaik menunjukkan kasih kita kepada mereka yang telah tiada adalah dengan mengasihi orang-orang yang masih hidup, khususnya orang-orang yang dekat di hati kita." Sebuah nasihat yang amat berharga!

Jadi selagi masih ada kesempatan, lakukanlah yang terbaik dan jadilah diri kita yang terbaik karena kita tidak pernah tahu kapan hari itu akan tiba.

Kasihilah orang-orang yang paling dekat di hati kita seolah-olah hari ini adalah hari terakhir, entah bagi kita atau bagi mereka. Toh, tidak ada salahnya menganggap ini adalah hari terakhir jika kita bisa memperoleh banyak manfaat positif darinya. Bagaimana menurut Anda?

Read More......

Thursday, August 16, 2007

Waktunya Bicara Jodoh !

Jika kamu single dan sedang berusaha mencari jodoh, pasti akan ada satu atau dua waktu di mana kamu dihadapkan dengan waktu untuk keluar makan atau ngobrol panjang dengan ‘target'-mu.

Dan supaya si target tidak lari kemana-kemana setelah menghabiskan waktu denganmu, kamu harus tahu peraturan untuk bercakap-cakap dengannya:



1. Hindari percakapan yang menginterogasi

Perbincangan adalah suatu hal dasar yang sangat natural. Jika lawan bicaramu tertarik untuk membuka diri, maka ia akan menceritakannya dengan natural pula, tanpa perlu interogasi dari kamu. Tipe perbincangan interogasi juga bisa membuat lawan bicaramu takut dan tertutup.



2. Jangan takut memimpin pembicaraan

Peraturan ini hanya berlaku jika perbincangan di antara kalian berdua menjadi sangat membosankan dari waktu ke waktu. Contohnya jika kamu membicarakan pekerjaanmu yang sangat monoton. Kamu bisa langsung mengajak ‘target'-mu untuk mengubah topik (asal jangan memotong pembicaraan!).



3. Buatlah kontak mata

Pastikan kamu menatap lawan bicaramu dengan sopan ketika sedang berbicara. Selain menunjukkan rasa percaya diri, ini menunjukkan ketertarikanmu terhadap percakapannya dan tentu saja ketertarikanmu pada si pemilik mata.



4. Terhadap orang lain

Walaupun ketika sedang berdua orang lain serasa tidak ada, tapi kamu akan melakukan kesalahan besar jika kamu terhanyut di dalamnya. Justru inilah saatnya kamu menunjukkan ke ‘target'-mu tentang kepribadian kamu. Contohnya jika kamu di restoran, bicaralah dengan ramah kepada pelayannya. Jika kamu naik taksi, bicaralah juga dengan ramah pada supirnya. Jika kamu memperlakukan siapapun dengan baik dan penuh rasa hormat, ‘target'-mu pasti akan memperhatikannya diam-diam dan memberikan nilai plus.



5. Percakapan santai

Dalam percakapan santai, kamu bisa melakukan dua hal. Satu, benar-benar menikmati percakapan dengannya dan yang kedua, kamu bisa menilai responnya terhadap perbincangan santai kalian. Kadang dari perbincangan yang santai, kepribadian seseorang justru bisa dinilai. Contohnya, bicarakan tentang makanan kesukaan atau hobi.



6. Jangan kuatir dengan diam

Kata orang, salah satu tanda kamu bisa merasakan nyaman dengan seseorang, yaitu jika kamu bisa berbagi diam dengannya dan tidak merasa bahwa kamu sudah kebanyakan bicara. Jadi jika pembicaraan kamu berakhir dengan waktu diam sesaat, jangan panik! Nikmati saja. Untuk memulainya kembali, biarkan ‘target'-mu yang memulainya.



7. Jangan coba untuk mengesankan

Jangan bicara tentang hal-hal yang membuat kamu terkesan sombong dan berusaha untuk mengesankan lawan bicaramu. Jika kamu pria, perbincangan seperti ini akan semakin mengganggu di mata ‘target'-mu. Karena itu, jadilah rendah hati. Jika ‘target'-mu harus tahu bahwa kamu pintar, biarkan ia yang menilai dan mengetahui dengan sendirinya, bukan dari promosi mulutmu. Kerendahan hati yang terpancar lewat kalimat-kalimatmu nilainya sangat tinggi.



8. Hindari pertanyaan fatal

Dalam percakapan dengan ‘target', hindari pertanyaan fatal seperti "Apakah saya tipemu?" atau "Apakah kamu suka dengan sifat saya?". Pertanyaan seperti itu menjurus ke terburu-buru dan sedikit memaksa. Lebih baik alon-alon asal kelakon.


Read More......

Tuesday, August 14, 2007

BERPERANGLAH...

APAKAH anda berpikir bahwa di dalam hidup ada banyak hal yang harus kita perjuangkan. Hidup di Dunia merupakan hidup yang penuh dengan tantangan. Ketika anda berjalan anda bisa saja diperhadapkan DENGAN banyak hal yang anda tidak pernah ANDA bayangkan sebelumnya,

bahkan ADA HAL yang bisa MEMbuat semangat anda menjadi lemah. Mulai lagi anda BERjalan menghadapi hidup, ada beberapa case yang bisa buat hidup anda serasa tidak sepErti hidup yang anda hadapi hanya masalAh saja, bahkan mematahkan semangat anda. Namun ingat teman... hidup adalah perjuangan semua yang anda hadapi di atas itu, hanya masalah biasa YANG Bisa membuat anda LUAR BIASA.JAdi mulailah melatih mental anda untuk menganggap segala masalah merupakan tantangan yang bisa membawa andA ke arah yang luar biasA. Jadilah pemenang untuk setiap hal, karena memang kita dIcipTAkan untuk menjadi Pemenang. so mari bangkitlah mengahadapi Permasalahan dan jadilah Pemenang.

Read More......

Kebodohan Dalam Cinta

Bila kita membaca kolom "tanya jawab" di majalah atau surat kabar, mengetahui permasalahan orang-orang dan pertimbangan serta saran yang diberikan.

Saya rasa sebagian besar dari kita menyukainya, saat kita melihat masalah seseorang dari luar dan berkomentar, "Ya ampun, jawabannya kan sudah jelas..." Kolom "tanya jawab" yang sering menarik perhatian saya adalah yang membahas tentang cinta.

"Saya sedang jatuh cinta dengan seorang pria yang sudah beristri, dan selama tiga tahun terakhir ini dia terus mengatakan bahwa dia akan menceraikan istrinya. Sementara kami masih terus bersama. Apakah saya sudah membuang-buang waktu dengannya?"

"Pacar saya selalu mengancam akan putus dengan saya setiap kali kami bertengkar. Apa yang salah dengan saya sehinga saya tidak bisa membuatnya bertahan dalam hubungan ini?"

"Pria ini sempurna. Dia baik, penyayang, dan cerdas. Hanya ada satu hal yang mengganggu, dia berusia 34 tahun, belum bekerja, dan masih tergantung secara finansial dengan orang tuanya. Tapi saya mencintainya!"

Kamu bisa tertawa, tapi saya serius. Orang-orang kebanyakan menuliskan masalah mereka dengan skenario seperti itu. Sepertinya cinta menimbulkan kekacauan dalam otak manusia yang menyebabkan pikiran tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sejak kapan kita menjadi bodoh dalam hal percintaan? Ada apa dengan cinta yang membuat kita melempar akal sehat kita keluar jendela?

Saya tidak bermaksud menghakimi orang lain, karena saya sendiri pun pernah mengalami semua kebodohan itu. Saya pernah menjalin hubungan dengan pria "baik-baik saja" yang tidak perduli akan masa depan, pria "berikan aku kesempatan sekali lagi", seorang musisi yang moody, pria posesif yang selalu menguntit saya kemana pun saya pergi, dan juga pria yang sudah berpisah (namun belum bercerai) dengan istrinya. Saya juga pernah mengejar beberapa pria yang sama sekali tidak tertarik pada saya. Saya bahkan pernah memohon-mohon lebih dari sekali untuk mencegah agar pacar saya tidak memutuskan hubungan dengan saya. Semua itu sangat memalukan, dan atas nama cinta, saya telah melakukannya.

Dan setelah semua kegilaan dalam area percintaan itu, saya masih tidak mengerti, mengapa saya atau mungkin banyak dari antara kita, masih ingin kembali mengalaminya lagi dan lagi. Apakah itu karena rasa takut diabaikan? Rasa takut untuk hidup sendiri? Ataukah kita kecanduan pada perasaan yang kita alami saat kita jatuh cinta? Saya pernah mengalami semuanya itu, dan saya rasa kita semua pernah. Tidak ada seorangpun yang mau sendirian. Bahkan orang yang suka menyendiripun menginginkan suatu hubungan cinta, namun mereka terlalu takut bahwa hal itu akan menghancurkan mereka. Dan mereka benar, itu akan menghancurkan mereka. Itulah sebabnya mengapa kita tetap menghubungi mantan-mantan pacar dan terus mengingat-ingat kenangan-kenangan hubungan kita di masa lalu yang seharusnya sudah berakhir. Kita dirancang untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan saat seseorang masuk ke dalam hidup kita untuk pertama kalinya, hidup kita tidak pernah sama lagi. Kita tidak suka sendirian dan akan terus menginginkan serta mencari cinta.

Saya tidak membenarkan perilaku ini dengan maksud apapun. Jika kamu mengejar seorang pria yang mempunyai 8 orang anak dari 6 orang ibu yang berbeda, maka jelas-jelas kamu mempunyai masalah yang lebih besar daripada sekedar merasa kesepian. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa dorongan untuk menjalin hubungan cinta yang kamu rasakan adalah hal yang normal. Lalu apa yang seharusnya kamu lakukan untuk mencegah hama cinta yang bisa membuatmu kehilangan akal sehat? Tidak perduli apapun status hubunganmu saat ini, kunci kehidupan adalah keseimbangan.

Maksudnya, nikmati saja perasaan cinta itu, tapi kakimu harus tetap menjejak pada kenyataan. Kebanyakan hubungan yang buruk datang dengan tanda peringatan yang nyata (contohnya, dia menolak untuk membicarakan tentang orangtuanya, atau dia tidak mempunyai rencana jangka panjang ke depan). Jika kamu tidak membiarkan awan romantisme mengaburkan pertimbanganmu, tentu kamu dapat melihat tanda bahaya ini sejak awal.

Berpasangan atau single, persahabatan yang baik akan menjagamu tetap bisa berpikir jernih. Saling setialah satu sama lain untuk saling menjaga dan mendukung. Teman-temanmu juga tentu memiliki pandangan yang lebih nyata terhadap hubungan cintamu karena mereka tidak dipengaruhi oleh emosi dan perasaan seperti yang kamu tengah alami. Mereka akan menolongmu menjaga segala sesuatunya tetap dalam perspektif yang benar dan jika dibutuhkan, mereka akan memberitahumu saat kamu bisa melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Kita memang tidak dapat mencegah diri kita dari perasaan jatuh cinta, yang membuat kita melakukan hal-hal yang "aneh". Tapi bagaimanapun juga, kita bisa selalu bersyukur bahwa Tuhan memimpin kita melalui jalan simpang siur percintaan yang kadang berkabut, sampai kita tiba di ujung satunya.

Read More......

Bapaku Pemulung Ulung

Bapaku Pemulung Ulung


- Jawaban.com -
Yohanes 3 : 16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal

Suatu hari seorang guru sekolah minggu memberi tugas kepada murid-muridnya, 'Seperti apa Allah Bapa itu?'



Minggu berikutnya, sang guru menagih PR dari setiap murid: "Bagaimana adik-adik? Menurut kalian Allah Bapa itu seperti apa?"

"Allah Bapa itu seperti dokter!" ujar seorang anak yang papanya adalah seorang dokter. "Ia sanggup menyembuhkan penyakit seberat apapun!"

Anak seorang guru menjawab, "Allah Bapa seperti guru! Dia selalu mengajarkan kita untuk berbuat yang baik dan benar."

Anak yang lain tidak mau kalah menjawab, "Allah Bapa seperti hakim. Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi!"

"Menurut aku, Allah Bapa itu seperti arsitek. Dia membangun rumah yang indah untuk kita di surga!" tutur seorang anak yang papanya arsitek.

"Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!" ujar seorang anak konglomerat.

Guru sekolah minggu pun tersenyum ketika satu demi satu anak-anak sekolah minggu memperkenalkan sosok Allah Bapa dengan semangat. Tetapi ada satu anak yang sejak tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban teman-temannya.

"Eddy, menurut kamu Allah Bapa itu seperti apa?", tanya sang guru dengan lembut. Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak-anak lain dalam hal ekonomi, dan cenderung lebih tertutup.

Eddy hampir-hampir tidak dapat mengangkat mukanya, dan suaranya begitu pelan ketika menjawab, "Ayah saya seorang pemulung....jadi saya pikir.....Allah Bapa itu seorang pemulung ulung."

Sang guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain pun protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung. Eddy mulai ketakutan.

"Eddy", ujar sang guru. "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?"

Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab,

"Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anakNya."

Memang benar! Bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah-sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia, menjadikan kita biji mata kesayanganNya, bahkan menjadikan kita pewaris Kerajaan Allah.

Read More......

Friday, August 10, 2007

Ada Telur Kecoa di Amplop Yang Anda Jilat!

Ada Telur Kecoa di Amplop Yang Anda Jilat!
Ada Telur Kecoa di Amplop Yang Anda Jilat! Sekilas info bagi yang belum pernah baca, semoga bermanfaat. Jangan pernah menjilat amplop atawa perangko untuk merekatkannya.

Suatu hari seorang wanita yang bekerja disebuah kantor pos di California, merekatkan amplop dan perangko tanpa menggunakan lem atau busa basah, melainkan dengan cara menjilatnya. Pada saat itu wanita tersebut langsung merasakan lidahnya terasa seperti teriris. Seminggu kemudian dia merasakan sesuatu yang tidak biasa pada lidahnya. Dia pergi ke dokter dan tidak ditemukan sesuatu yang aneh. Lidahnya tidak luka atau tidak ada kelainan apapun. Beberapa hari berikutnya, lidahnya mulai agak membengkak dan mulai terasa sakit, begitu sakitnya sehingga dia tidak dapat makan apapun. Dia segera ke RS dan dokter melakukan pemeriksaan X-Ray. Ternyata ada sesuatu didalam lidahnya. Saat itu juga dokter segera mempersiapkan pembedahan kecil. Ketika dokter mengiris/membuka lidah tersebut, ternyata seekor kecoak kecil merayap keluar. Setelah diselidiki maka didapat kenyataan bahwa kecoak tersebut berasal dari telur kecoak yang sangat kecil yang menempel pada bagian lem amplop. Setelah dijilat maka telur tersebut menempel pada lidah dan mengeram di sana karena adanya ludah yang hangat dan lembab hingga kecoak tersebut menetas. Kejadian nyata ini dilaporkan oleh CNN. Andy Hume menulis: "Saya bekerja di pabrik amplop, dan kalian tidak akan percaya......ada sesuatu yang mengambang disekitar nampan wadah lem, saya tidak pernah sekalipun menjilat amplop. Saya pernah bekerja di percetakan (32 tahun lalu) dan kami selalu dihimbau agar jangan merekatkan amplop dengan lidah. Saya tidak pernah mengerti mengapa, hingga suatu saat saya masuk ke ruang penyimpanan untuk mengambil 2,500 lembar amplop yang sudah dicetak dan melihat sendiri beberapa ekor kecoak berkeliaran di dalam kotak amplop dengan telur kecoak dimana-mana. Mereka hidup dengan memakan lem yang terdapat pada amplop-amplop tersebut". Setelah mengetahui hal ini, janganlah pernah sekalipun Anda merekatkan amplop, perangko ataupun meterai dengan cara menjilatnya. Gunakanlah lem atau busa

Read More......